Senin, 14 November 2016

PAHLAWANKU


Setiap 10 Nopember bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan Nasional.Tentunya, anda mengenal beberapa nama pahlawan nasional Indonesia. Namun kali ini saya tidak membahas tentang mereka, melainkan tentang pahlawan kehidupan personal.

Dalam menjalani kehidupan ini, saya dan anda tentu memiliki pahlawan. Yaitu mereka yang berjasa dalam kehidupan ini. Tentunya yang utama adalah orangtua kita. Namun tulisan ini tidak menguraikan besarnya jasa-jasa mereka, mengingat terbatasnya tulisan ini.

Pahlawanku  adalah H. Muhammad Habibul Akhir, Lc. Sekarang beliau sudah almarhum. Sejak lulus MAN, saya sebetulnya sudah mengenalnya, namun karena saya melanjutkna studi ke Al-Azhar Kairo, Mesir, komunikasi kami terputus. Waktu itu beliau memilih kuliah di IAIN Sumatra Utara.

Setahun kemudian beliau pun memutuskan untuk mengikuti jejak saya belajar di Al-Azhar juga. Nah pada saat saya mengalami kesulitan finansial yang merupakan imbas dari krisis moneter 1998, saya pesimis bisa menuntaskan studi, beliau hadir membantu biaya kuliah hingga selesai dengan prediket Baik.

Alhamdulillah, setelah wisuda beliau pun melamar saya untuk menjadi isterinya dan kami menikah di Mesir pada 1999. Kebahagiaan membuncah ketika kami lulus mendapatkan beasiswa full untuk program S2 IAIN  Ar-Raniry Banda Aceh pada jurusan Fikih Kontemporer. Namun setahun berselang beliau pun wafat dalam sebuah kecelakaan.

Pahlawan lainnya adalah Drs. H. Zainuddin Saman. Kepala Kanwil Depag Aceh 1996-2001. Beliau juga sudah almrhum. Beliau pernah menjabat Ketua Yayasan  Bustanul Ulum Langsa --tempat saya menimba ilmu sejak tamat SD hingga  MAN.

Pasa saat saya bingung melanjutkan studi setamat MAN  kemana, datang tawaran beliau untuk ke Al-Azhar Mesir. Padhal kondisi ekonomi orang tua saya terbatas. Namun dengan berbekal rekomendasi beliau, saya mengikuti seleksi test beasiswa Al-Azhar dan alhmdulillah lulus dari 45 orang mewakili Indonesia pada 1993 .

Pahlawanku lainnya adalah suami saya. Orang yang selalu menjaga saya, mendoakan, mensuport semua impian dan cita-cita saya. Dialah suami yang telah memberi saya tiga orang puta-putri yang sehat: Aisha Putri Salsabila (13 tahun), Chalyla Nurul Sabrina (11 tahun) dan Muhammad Haykal Al-Faruqy (3,5 tahun). Padanya harapan kulabuhkan untuk mengarungi samudera kehidupan ini.

Satu lagi yang layak kusebut pahlawan adalah mentor saya, yang banyak memberi masukan nasihat dan kritik dalam pekerjaan saya sebagai amil zakat. Sayed Muhammad Husen, aktivis zakat yang yang juga Pemimpin Redaksi Tabloid Gema Baiturrahman.  

Muhammad Habibul Akhir, Zainuddin Saman, Sayed Muhammad Husen dan suami saya adalah pahlawanku dalam kehidupan ini. Nah sekarang giliran anda. Siapa pahlawanmu? (Sri Hidayanti)

Bukit Rata, 10 Nopember 2016

Memahami Ma’had Tahfidz

Oleh: Sayed Muhammad Husen Tim Verifikasi Banda Aceh dan Aceh Besar Baitul Mal Aceh (Tim Abes) melakukan verifikasi calon mustahik penerima...