Setiap 10 Nopember bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan Nasional.Tentunya, anda mengenal beberapa nama pahlawan nasional Indonesia. Namun kali ini saya tidak membahas tentang mereka, melainkan tentang pahlawan kehidupan personal.
Dalam menjalani kehidupan ini, saya dan anda tentu memiliki pahlawan. Yaitu
mereka yang berjasa dalam kehidupan ini. Tentunya yang utama adalah orangtua
kita. Namun tulisan ini tidak menguraikan besarnya jasa-jasa mereka, mengingat
terbatasnya tulisan ini.
Pahlawanku adalah H. Muhammad
Habibul Akhir, Lc. Sekarang beliau sudah almarhum. Sejak lulus MAN, saya
sebetulnya sudah mengenalnya, namun karena saya melanjutkna studi ke Al-Azhar
Kairo, Mesir, komunikasi kami terputus. Waktu itu beliau memilih kuliah di IAIN
Sumatra Utara.
Setahun kemudian beliau pun memutuskan untuk mengikuti jejak saya belajar
di Al-Azhar juga. Nah pada saat saya mengalami kesulitan finansial yang
merupakan imbas dari krisis moneter 1998, saya pesimis bisa menuntaskan studi, beliau
hadir membantu biaya kuliah hingga selesai dengan prediket Baik.
Alhamdulillah, setelah wisuda beliau pun melamar saya untuk menjadi isterinya
dan kami menikah di Mesir pada 1999. Kebahagiaan membuncah ketika kami lulus
mendapatkan beasiswa full untuk program S2 IAIN
Ar-Raniry Banda Aceh pada jurusan Fikih Kontemporer. Namun setahun
berselang beliau pun wafat dalam sebuah kecelakaan.
Pahlawan lainnya adalah Drs. H. Zainuddin Saman. Kepala Kanwil Depag Aceh
1996-2001. Beliau juga sudah almrhum. Beliau pernah menjabat Ketua Yayasan Bustanul Ulum Langsa --tempat saya menimba
ilmu sejak tamat SD hingga MAN.
Pasa saat saya bingung melanjutkan studi setamat MAN kemana, datang tawaran beliau untuk ke Al-Azhar
Mesir. Padhal kondisi ekonomi orang tua saya terbatas. Namun dengan berbekal
rekomendasi beliau, saya mengikuti seleksi test beasiswa Al-Azhar dan alhmdulillah
lulus dari 45 orang mewakili Indonesia pada 1993 .
Pahlawanku lainnya adalah suami saya. Orang yang selalu menjaga saya, mendoakan,
mensuport semua impian dan cita-cita saya. Dialah suami yang telah memberi saya
tiga orang puta-putri yang sehat: Aisha Putri Salsabila (13 tahun), Chalyla Nurul
Sabrina (11 tahun) dan Muhammad Haykal Al-Faruqy (3,5 tahun). Padanya harapan kulabuhkan
untuk mengarungi samudera kehidupan ini.
Satu lagi yang layak kusebut pahlawan adalah mentor saya, yang banyak
memberi masukan nasihat dan kritik dalam pekerjaan saya sebagai amil zakat. Sayed
Muhammad Husen, aktivis zakat yang yang juga Pemimpin Redaksi Tabloid Gema
Baiturrahman.
Muhammad Habibul Akhir, Zainuddin Saman, Sayed Muhammad Husen dan suami
saya adalah pahlawanku dalam kehidupan ini. Nah sekarang giliran anda. Siapa
pahlawanmu? (Sri Hidayanti)
Bukit Rata, 10 Nopember 2016