Jumat, 23 Desember 2016

Muhasabah Akhir Tahun

Oleh Sayed Muhammad Husen

Dengan rahmat Allah Swt kita segera memasuki tahun baru 2017 dan meninggalkan 2016 dengan segala suka dan duka.Banyak cerita sukses dan sebagian kita yang lain menyisakan kisah buram sepanjang tahun 2016. Semua itu, tentu saja, berlangsung atas kehendak Allah Swt. Cerita sukses dan demikian juga sebaliknya kisah buran jika kita berpikir positif, semuanya menjadi pembelajaran mahal, yang tak ternilai harganya.

Bagi orang beriman, perjalanan waktu yang sepenuhnya berada dalam pengaturan Allah Swt, memerlukan waktu sejenak berhenti, melakukan refleksi atau bermuhasabah untuk menghitung “untung rugi” perjalan hidup sepanjang tahun.Selanjutnya seorang muslim atau secara komunal jamaah muslim, hendaknya terus menerus meningkatkan amal kebaikan dan kinerja, sehingga akan terus meningkat pada tahun akan datang. 

Allah swt berfirman:  “Hai orang-orang beriman, takut kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah disiapkannya untuk hari esok dan takut kepada Allah, karena Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.  (QS Al-Hasyr: 18)

Sesungguhnya perjalanan waktu yang datang silih berganti, telah diatur sedemikian rupa oleh Allah Swt (sunnatullah), sehingga kita dapat mengambil hikmah dari setiap perubahan yang terjadi. Tak ada yang sia-sia dari pengalaman setahun kita lewati, bahkan kita telah merasakan betapa besarnya nikmat Allah yang telah kita nikmati setahun berlalu, bahkan sepanjang hidup kita. 

Bahkan kita merasakan, semakin hari, hidup kita semakin terarah, semakin berkualitas dan banyak hikmah yang kita dapati dari waktu-waktu yang kita habisi itu. Semuanya tak ada yang sia-sia. Pada akhirnya, kita pun harus terus menelusuri waktu panjang hingga semuanya dapat kita pertanggungjawabkan kepada Allah Swt Sang Pemilik waktu.  

Allah berfirman: “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-mukminun: 115)

H Zulhamdi M Saad Lc menulis, sesungguhnya penciptaan ini alam, beserta isinya, beserta manusia yang ada didalamnya, serta berlalunya hari yang datang silih berganti bukanlah untuk dilalui dengan permainan dan kesia-siaan belaka, sebagaimana hari-hari itu dilalui oleh mereka yang kafir kepada Allah. Bagi orang beriman tentu tidaklah sama, hari-hari yang mereka lalui ada ketaatan yang dilakukan dan dijalankan.

Dalam ayat lain Allah menegaskan:“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS AliImran: 190)

Kita dapat memahami, bahwa kehidupan manusia melewati waktu panjang, harus berhadapan dengan dinamika, tantangan dan juga peluang untuk mengelola kehidupan ini supaya menjadi lebih baik. Dapat memikul amanah sebagai khalifah Allah Swt di permukaan bumi ini. Maka beruntunglah orang-orang yang mampu mengoptimakan potensinya sebagai makhluk terbaik, sehingga terpilih sebagai insan muttaqin (manusia yang bertaqwa).

Manusia taqwa adalah seorang muslim atau komunitas muslim yang telah menunjukkan kinerja, bakti dan prestasi terbaik pada 2016 dan tahun-tahun sebelumnya. Mareka bahkan mampu mempertahankannya pada 2017 dan tahun tahu-tahun akan datang. Manusia taqwa senantisa bersih dari dosa-dosa dan dekat dengan Rabb-Nya.

Allah berfirman:“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang shalih, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya.” (QS. Fushilat: 46)

Derajat taqwa

Manusia taqwa mampu melakukan muhasabah atau refleksi, sehingga dapat mengkalkulasi kebaikan/amal dan keburukan/dosa-dosa yang dilakukan secara tak sengaja sepanjang tahun. Dengan kalkulasi itu, dia mengoreksi perilaku, ibadah dan kualitas amalnya kepada Allah Swt. Dengan muhasabah, dia mengukur derajat taqwanya kepada Allah Swt dan tingkatan hubungan baik dengan sasama makhluk.     

Kemampuan melakukan muhasabah dia menjadi insan yang cerdas secara emosional dan spritual. Dengan kecerdasan itu, setiap waktu dan pergantian tahun akan bertambah amal salih dan semakin dekat dengan ridha Allah Swt. Bahkan dia semakin siap menghadapi apapun keputusan Allah Swt terhadap dirinya tahun ini dan tahun-tahun akan datang. 

Dari Syaddad bin Aus r.a Rasulullah Saw  bersabda: “Orang yang cerdas adalah orang yang selalu menginstospeksi diri dan beramal untuk kematiannya. Orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan saja kepada Allah.”

Menurut Zulhamdi M Saad,sabda Rasulullah ini menegaskan bahwa seorang yang hanya berangan-angan melakukan amal shalih dan tetap mengikuti keinginan nafsunya adalah mereka yang lemah, karena dikalahkan oleh syahwat. Memang pada dasarnya setiap orang akan dan pernah melakukan kesalahan, berbuat dosa dan maksiat, namun dengan kesadaran dari kekhilafan akan membuat seseorang menjadi seorang mukmin yang baik tatkala melakukan taubat dengan sebenar-benarnya.

Dalam konteks karier dan pembangunan, bisa saja kita telah melakukan kekhilafan dan dosa-dosa individual dan sosial pada 2016, maka seharusnya di penghujungan tahun ini kita melakukan muhasabah untuk membangun kesadarann taubat yang sebenar-benernya. Taubat itu kita dengan cara meminta ampun kepada Allah Swt dan kepada pemangku kepentingan yang telah kita rugikan atau zalimi. Taubat kita lakukan dengan menyadari kelemahan, mengoreksi kesalahan dan  meningkatkan kinerja/prestasi. Meningkatkan bakti kita dalam membangun negeri ini.

Karena itu, sudah seharusnya kita gunakan momentum akhir tahun untuk melakukan muhasabah, tanpa membedakan tahun miladiah atau qamariah. Setiap waktu kita dapat mengadakan muhasabah --dalam berbagai bentuk-- untuk mengevaluasi pekerjaan dan ibadah kepada Allah Swt. Sehingga kelemahan pekerjaan dan ibadah dapat kita perbaiki pada tahun akan datang. Semoga Allah Swt memberi waktu bagi kita semua untuk terus beramal shalih, taubat dan menata negeri ini supaya lebih baik lagi.  *

Sumber: Warta Banda Aceh Edisi XII/2017 



Memahami Ma’had Tahfidz

Oleh: Sayed Muhammad Husen Tim Verifikasi Banda Aceh dan Aceh Besar Baitul Mal Aceh (Tim Abes) melakukan verifikasi calon mustahik penerima...